Sabtu, 26 September 2015

ILMU BUDAYA DASAR (paper 1)

Manusia dan Kebudayaan


A.    Pengertian Manusia

          Dalam ilmu eksakta, manusia dipandang sebagai kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk jaringan-jaringan sistem yang dimiliki oleh manusia (ilmu kimia), manusia merupakan kumpulan dari berbagai sistem fisik yang saling terkait satu sama lain dan merupakan kumpulan dari energi (ilmu fisika), manusia merupakan makhluk biologis yang tergolong dalam golongan makhluk mamalia (biologi). Dalam ilmu-ilmu sosial manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut homo economicus (ilmu ekonomi), manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (sosiologi), makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan (politik) makhluk yang berbudaya, sering disebut homo-humanus (filsafat), dan lain sebagainya.

          Ada dua pandangan yang akan kita jadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsur-unsur yang membangun manusia

1.  Manusia terdiri dari empat unsur terkait :
  • Jasad : badan kasar manusia yang nampak pada luarnya, dapat diraba dan difoto dan menempati ruang dan waktu.  
  • Hayat : mengandung unsur hidup yang ditandai dengan gerak.
  • Ruh : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.       
  • Nafs : dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu sadar dengan keadaan diri sendiri

2.  Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur, yaitu :
  • Id, merupakan libido murni,atau energi psikis yang menunjukkan ciri alami yang irrasional dan terkait dengan sex, yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcious). Terkurung dari realitas dan pengaruh sosial, Id diatur oleh prinsip kesenangan, mencari kepuasan instingsual libidinal yang harus dipenuhi baik secara langsung melalui pengalaman seksual, atau tidak langsung melalui mimpi atau khayalan.
  • Ego, merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, seringkali disebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain.
  • Superego, merupakan kesatuan standar-standar moral yang diterima oleh ego dari sejumlah agen yang mempunyai otoritas di dalam lingkungan luar diri, biasanya merupakan asimilasi dari pandangan-pandangan orang tua.
          Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain) atau bisa juga dikatakan ” homo ” yang juga berasal dari bahasa Latin.

          Secara umum manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain, oleh karena itu manusia senantiasa membutuhkan interaksi dengan manusia yang lain.

          Seorang Antropologi Indonesia yaitu Koentjaraningrat menyatakan bahwa masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat terus menerus, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Pandangan yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat tersebut menegaskan bahwa di dalam masyarakat terdapat berbagai komponen yang saling berinteraksi secara terus menerus sesuai dengan sistem nilai dan sistem norma yang di anutnya. Interaksi antar komponen tersebut dapat terjadi antara individu dengan  individu, antara lain individu dengan kelompok, maupun antara kelompok dengan kelompok.


B.     Hakekat Manusia

          Hakikat manusia adalah peran ataupun fungsi yang harus dijalankan oleh setiap manusia. Hal yang paling penting dalam membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah dapat dikatakan bahwa manusia dilengkapi dengan akal, pikiran, perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya di dunia.  Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki derajat paling tinggi di antara ciptaan yang lain.

Hakekat manusia adalah sebagai berikut :

        a.       Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
          Tubuh adalah materi yang dapat dilihat, diraba, dirasa, wujudnya konkrit tetapi tidak abadi. Jika manusia itu meninggal, tubuhnya hancur dan lenyap. Jiwa terdapat didalam tubuh, tidak dapat dilihat, tidak dapat diraba, sifatnya abstrak tetapi abadi. Jika manusia meninggal, jiwa lepas dari tubuh dan kembali ke asalnya yaitu Tuhan dan jiwa tidak mengalami kehancuran. Jiwa adalah roh yang ada di dalam tubuh manusia sebagai penggerak dan sumber kehidupan.

        b.      Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk lainnya.
          Kesempurnaannya terletak pada abad dan kebudayaannya, karena manusia dilengkapi oleh penciptanya dengan akal, perasaan dan kehendak yang terdapat didalam jiwa manusia. Dengan akal (Ratio) manusia mampu menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Adanya nilai baik dan buruk, mengharuskan manusia mampu mempertimbangkan, menilai dan berkehendak menciptakan kebenaran, keindahan, kebaikkan atau sebaliknya.
          Selanjutnya dengan adanya perasaan manusia mampu menciptakan kesenian. Daya rasa (Perasaan) dalam diri manusia itu ada dua macam, yaitu perasaan inderawi dan perasaan rohani. Perasaan inderawi adalah rangsangan jasmani melalui panca indera, tingkatnya rendah dan terdapat pada manusia atau binatang. Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia, misalnya:
  1. Perasaan intelektual, yaitu perasaan yang berkenaan dengan pengetahuan. Seseorang merasa senang atau puas apabila ia dapat mengetahui sesuatu, sebaliknya tidak senang atau puas apabila ia tidak berhasil mengetahui sesuatu.
  2. Perasaan estetis, yaitu perasaan yang berkenaan dengan keindahan. Seseorang merasa senang apabila ia melihat atau mendengar sesuatu yang indah, sebaliknya timbul perasaan kesal apabila tidak indah.
  3. Perasaan etis, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kebaikkan. Seseorang merasa senang apabila sesuatu itu baik, sebaliknya perasaan benci apabila sesuatu itu jahat.
  4. Perasaan diri, yaitu perasaan yang berkenaan dengan harga diri karena ada kelebihan dari yang lain. Apabila seseorang memiliki kelebihan pada diriya, ia merasa tinggi, angkuh dan sombong, sebaliknya apabila ada kekurangan pada dirinya ia merasa rendah diri (minder).
  5. Perasaan sosial, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kelompok atau korp atau hidup bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan oarang lain. Apabila orang berhasil, ia ikut senang, apabila orang gagal, memperoleh musibah, ia ikut sedih.
  6. Perasaan religius, yaitu perasaan yang berkenaan dengan agama atau kepercayaan. Seseorang merasa tentram jiwanya apabila ia tawakal kepada Tuhan, yaitu mematuhi segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

        c.       Makhluk biokultural, yaitu makhluk hayati yang budayawi.
           Manusia adalah produk dari saling tindak atau interaksi faktor-faktor hayati dan budayawi. Sebagai makhluk hayati, manusia dapat dipelajari dari segi-segi anatomi, fisiologi atau faal, biokimia, psikobiologi, patologi, genetika, biodemografi, evolusi biologisnya dan sebagainya. Sebagai makhluk budayawi manusia dapat dipelajari dari segi-segi : kemasyarakatan, kekerabatan, psikologi sosial, kesenian, ekonomi, perkakas, bahasa dan sebagainya.

        d.      Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.
          Soren Kienkegaard seorang filsuf Denmark pelopor ajaran “eksistensialisme” memandang manusia dalam konteks kehidupan konkrit adalah makhluk alamiah yang terikat dengan lingkungannya (ekologi), memiliki sifat-sifat alamiah dan tunduk pada hukum alamiah pula.
Hidup manusia mempunyai tiga taraf, yaitu estetis, etis dan religius. Dengan kehidupan estetis, manusia mampu menangkap dunia sekitarnya sebagai dunia yang mengagumkan dan mengungkapkan kembali (karya) dalam lukisan, tarian, nyanyian yang indah. Dengan etis, manusia meningkatkan kehidupan estetis ke dalam tingkatan manusiawi dalam bentuk-bentuk keputusan bebas dan dipertanggungjawabkan. Dengan kehidupan religius, manusia menghayati pertemuannya dengan Tuhan.


C.     Kepribadian Bangsa Timur

          Manusia dimuka bumi ini mendiami wilayah yang berbeda, ada yang mendiami wilayah timur, wilayah barat dan wilayah timur tengah. Hal ini membuat kebiasaan, adat istiadat, kebudayaan dan kepribadian setiap manusia suatu wilayah berbeda dengan yang lainnya. Negara Indonesia termasuk ke dalam bangsa Timur, yang dikenal sebagai bangsa yang berkepribadian baik. Bangsa Timur dikenal dunia sebagai bangsa yang ramah dan bersahabat. Orang-orang dari wilayah lain sangat suka dengan kepribadian bangsa Timur, mengapa? Karena mereka senang dengan kepribadian bangsa Timur yang tidak individualis dan saling tolong menolong.
         
          Kepribadian bangsa timur dapat diartikan suatu sikap yang dimiliki oleh suatu negara yang menentukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan. Kepribadian bangsa timur pada umumnya merupakan kepribadian yang mempunyai sifat toleransi yang tinggi.

          Bangsa timur identik dengan benua asia yang penduduknya sebagian besar berambut hitam, berkulit sawo matang dan adapula yang berkulit putih, bermata sipit. Sebagian besar cara berpakaian orang timur lebih sopan dan tertutup mungkin karena orang timur kebanyakan memeluk agama islam dan menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku. Namun di zaman yang sekarang ini orang timur kebanyakan meniru kebiasaan orang barat. Kebiasaan orang barat yang tidak sesuai atau bertentangan dengan kebiasaan orang timur dapat memengaruhi kejiwaan orang timur itu sendiri.


D.    Perubahan Kebudayaan

          Perubahan (dinamika) kebudayaan adalah perubahan yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda, sehingga terjadi keadaan yang tidak serasi bagi kehidupan. Definisi perubahan (dinamika) kebudayan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut.
        a.       John Lewis Gillin dan John Philip Gillin
Perubahan kebudayaan adalah suatu variasi dari cara-cara hidup yang disebabkan oleh perubahan-perubahan kondisi geografis kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi dan penemuan baru dalam masyarakat tersebut.
        b.      Samuel Koenig
Perubahan kebudayaan menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia. Modifikasi-modifikasi tersebut terjadi karena sebab-sebab internal maupun eksternal.
        c.       Selo Soemardjan
Perubahan kebudayaan adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan yang memengaruhi sistem sosial, termasuk nilai-nilai, sikap dan pola-pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
        d.      Kingsley Davis
Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat.

Faktor-faktor internal penyebab perubahan kebudayaan, antara lain sebagai berikut.
  • Adanya ketidakpuasan terhadap sistem nilai yang berlaku.
  • Adanya individu yang menyimpang dari sistem nilai yangberlaku.
  • Adanya penemuan baru yang diterima oleh masyarakat.
  • Adanya perubahan dalam jumlah dan kondisi penduduk.

Faktor-faktor eksternal penyebab perubahan kebudayaan, antara lain sebagai berikut.
  • Adanya bencana alam, seperti gempa bumi, banjir, dan lain lain.
  • Timbulnya peperangan.
  • Kontak dengan masyarakat lain.

Unsur-unsur perubahan kebudayaan :
  • Sistem peralatan hidup : Peralatan dan perlengkapan hidup manusia perumahan, pakaian, alat-alat  rumah tangga, senjata, alat- alat produksi, dan transportasi.
  • Bahasa : sarana komunikasi utama manusia untuk mengenal sesamanya. Bahasa meliputi bahasa lisan, dan bahasa tulis.
  • Sistem pengetahuan : Pengetahuan yang dimiliki masyarakat sangat terkait dengan pengalaman hidup yang dilalui masyarakat tersebut. Contohnya seperti dengan perkembangan teknologi yang sering mengalami perubahan.
  • Sistem kemasyarakatan : sistem kemasyarakatan sering berubah juga meliputi sistem perkawinan dan lain sebagainya.
  • Sistem ekonomi mata pencaharian : meliputi pertanian, pertenakan, perikanan dan lain-lain. Sistem mata pencaharian masyarakat juga selalu berubah.
  • Sistem religi : yang dianut masyarakat telah mengalami perubahan, dulu mereka menganut animisme dan dinamisme sekarang orang telah menganut agama dan memercayai adanya Tuhan.
  • Kesenian : meliputi seni tari, seni suara, seni lukis, seni pahat, seni musick dan lain lain. Bentuk seni ini mengalami perubahan dari waktu ke waktu.

Bentuk-bentuk perubahan kebudayaan :
  • Invasi adalah masuknya unsur-unsur kebudayaan asing ke dalam kebudayaan setempat dengan cara peperangan/penaklukan bangsa asing terhadap bangsa lain. Contoh: Peperangan antara Israel dan Palestina.
  • Difusi adalah penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari suatu tempat ke tempat lain, dari orang ke orang lain dan dari masyarakat ke masyarakat lain. Contoh: masuknya budaya barat ke Indonesia yaitu pakaian yang fashion.
  • Akulturasi adalah masuknya budaya asing tetapi tidak menghilangkan budaya asli. Contoh: Bangunan rumah di daerah Kota, Jakarta Utara dan Juga Museum Fatahillah Jakarta merupakan wujud akulturasi dari kebudayaan yang dibawa oleh bangsa-bangsa Eropa ketika menjajah Indonesia.
  • Asimilasi adalah masuknya budaya asing dan mengakibatkan budaya asli menjadi hilang. Contoh: Orang tionghoa tinggal di Sumatra Utara dan mereka mempelajari bahasa dan budaya setempat.
  • Sinkretisme adalah unsur-unsur lama bercampur dengan yang baru dan membentuk sebuah sistem baru. Contoh: Penggabungan antara dua agama/aliran atau lebih.
  • Milenarisme adalah satu bentuk kebangkitan yang berusaha mengangkat golongan masyarakat bawah yang tertindas dan telah lama menderita dalam kedudukan sosial yang rendah.

E. Contoh Kasus Kepribadian Bangsa Timur

           Salah satu contoh kepribadian bangsa timur, khususnya yang ada di Indonesia adalah gotong-royong. Saling membantu untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya gotong-royong membuat irigasi. budaya gotong-royong tidak terdapat di kepribadian bangsa lain.

Pendapat : menurut saya kepribadian bangsa timur adalah kepribadian yang sangat baik.  kepribadian yang tidak mengutamakan ego dan kepribadian yang ramah. Akan sangat baik jika kepribadian seperti itu tetap dilestarikan agar tidak hilang. 

Daftar Pustaka 










Nugroho, Widyo dan Achmad Muchji. 1994. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Gunadarma




0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2009 simple stories. Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Wpthemescreator
Blogger Showcase