Rabu, 20 Januari 2016

ILMU BUDAYA DASAR (paper 16)




Manusia dan Harapan


Pengertian Harapan dan Cita-cita

Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.
            Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan.  Menurut definisinya, cita-cita adalah (1) keinginan (kehendak) yg selalu ada di dl pikiran; (2) tujuan yg sempurna (yg akan dicapai atau dilaksanakan. Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang.


Persamaan Harapan dan Cita-cita

·         Keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud
·         Pada umumnya dengan cita-cita maupun harapa, orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.


Contoh Harapan

            Ada seorang wiraswasta yang rajin. Sejak mulai menggarap usahanya, ia mempunyai harapan usahanya menjadi besar dan maju. Ia yakin usahanya menjadi kenyataan, karena itu ia berusaha dengan sungguh-sungguh untuk usahanya.


Pengertian Doa

            Dari definisinya, doa adalah permohonan (harapan, permintaan, pujian) kepada Tuhan. Kata doa atau prārthanā (dalam bahasa Sansekerta) berasal dari dua kata ‘prā dan ‘artha’ yang artinya memohon dengan sungguh-sungguh. Dengan kata lain, meminta sesuatu hal kepada Tuhan YME dengan kerinduan yang intensif.
            Doa mencakup rasa hormat, cinta, permohonan dan iman/ keyakinan. Melalui sebuah doa, seorang pengabdi/ bhakta mengungkapkan ketidakberdayaan nya dan menyerahkan sikap pelaksanaan dari suatu pekerjaan kepada Tuhan YME. Menyerahkan sikap pelaksana kepada Tuhan YME berarti kita mengakui bahwa Tuhan membantu kita dan Ia yang menyelesaikan pekerjaan itu. Doa adalah suatu alat penting dalam praktik spiritual secara umum di jalan spiritual Devosi/ pengabdian.


Macam-macam Doa

            Dalam keadaan apapun, seharusnya kita bisa berdoa. Tak ada batasan untuk berdoa, saat kita senang apalagi susah. Jika ditanya apa itu macam-macam doa?  Dalam seharinya banyak sekali doa yang dapat kita panjatkan, doa saat bangun tidur, doa makan, doa sebelum belajar, doa sebelum bekerja, doa sebelum berangkat menuju suatu tempat, doa saat kita akan menghadapi ujian, doa saat kita kekurangan, doa saat kita sakit dan masih banyak lagi.


Usaha Manusia untuk Meningkatkan Kepercayaan pada Tuhan

            Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya. Usaha itu bergantung kepada pribadi kondisi, situasi dan lingkungan. Usaha itu antara lain :
      a.       Meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah
      b.      Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat
      c.       Meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong, dermawan dan sebagainya
      d.      Mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan
      e.       Menekan perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah dan sebagainya


Kesimpulan :

Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi.
Menurut definisinya, cita-cita adalah (1) keinginan (kehendak) yg selalu ada di dl pikiran; (2) tujuan yg sempurna (yg akan dicapai atau dilaksanakan.
Persamaan Harapan dan Cita-cita, Keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud dan Pada umumnya dengan cita-cita maupun harapa, orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.
Dari definisinya, doa adalah permohonan (harapan, permintaan, pujian) kepada Tuhan. Doa mencakup rasa hormat, cinta, permohonan dan iman/ keyakinan. Melalui sebuah doa, seorang pengabdi/ bhakta mengungkapkan ketidakberdayaan nya dan menyerahkan sikap pelaksanaan dari suatu pekerjaan kepada Tuhan YME.      
Jika ditanya apa itu macam-macam doa?  Dalam seharinya banyak sekali doa yang dapat kita panjatkan, doa saat bangun tidur, doa makan, doa sebelum belajar, doa sebelum bekerja, doa sebelum berangkat menuju suatu tempat, doa saat kita akan menghadapi ujian, doa saat kita kekurangan, doa saat kita sakit dan masih banyak lagi.
Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya. Usaha itu bergantung kepada pribadi kondisi, situasi dan lingkungan. Usaha itu antara lain : Meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah dan Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat.


Daftar Pustaka

Nugroho, Widyo dan Achmad Muchji. 1994. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Gunadarma


ILMU BUDAYA DASAR (paper 15)




Manusia dan Kegelisahan


Pengertian Kegelisahan

            Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tentram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
            Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekhawatiran ataupun ketakutan.


Macam-macam Kecemasan

            Sigmund Freud, ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan kenyataan (objektif), kecemasan neorotik dan kecemasan moril.
      a.       Kecemasan objektif
Kecemasan tentang kenyataan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada dekat dengan benda-benda tertentu atau keadaan tertentu dari lingkungannya.
      b.      Kecemasan neoritis (syaraf)
Kecemasan yang timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut Sigmund Freud, kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni :
(1)   Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan. Kecemasan timbul karena orang itu takut akan bayangan sendiri, atau takut  akan id-nya sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari seseorang yang gelisah, yang selalu mengira bahwa sesuatu yang hebat akan terjadi.
(2)   Bentuk ketakutan yang tegang dan irrasional (phobia). Bentuk khusus dari phobia adalah bahwa intensitas ketakutan melebihi proporsi yang sebenarnya dari objek yang ditakutinya.
(3)   Rasa takut lain ialah rasa gugup, gagap dan sebagainya. Reaksi ini munculnya secara tiba-tiba tanpa ada provokasi yang tegas. Reaksi gugup ini adalah perbuatan meredakan diri yang bertujuan untuk membebaskan seseorang dari kecemasan neorotis yang sangat menyakitkan dengan jalan melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh id meskipun ego dan super ego melarangnya.
      c.       Kecemasan moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam-macam emosi antara lain : iri, benci, dendam, dengki, marah, gelisah, cinta, rasa kurang. Sifat-sifat seperti itu adalah sifat yang tidak terpuji, bahkan mengakibatkan manusia akan merasa khawatir, takut, cemas, gelisah dan putus asa.


Sebab-sebab Orang Gelisah

            Apabila kita kaji, seba-sebab orang gelisah adalah karena pada hakekatnya orang takut kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari luar maupun dari dalam.


Contoh Kegelisahan

            Bila ada suatu tanda bahaya (bahaya banjir, gunung meletus atau perampokan), orang tentu akan gelisah. Hal ini disebabkan karena bahaya itu mengancam akan hilangnya beberapa hak orang sekaligus, misalnya hak hidup, hak milik, hak memperoleh perlindungan, hak kemerdekaan hidup dan hak nama baik. Kalau misalnya, kentongan dipukul terus menerus dan disambung bersaut-sautan makin lama makin dekat, tentu orang-orang akan gelisah. Apakah yang akan terjadi?, meskipun berita peristiwa belum ada, tetapi yang jelas itu merupakan tanda bahaya.
            Seseorang yang tidak biasa bernyanyi atau bicara disepan umum, sekonyong-konyong diminta untuk menyanyi atau berpidato, maka ia gelisah, gemetar dan hilang keseimbangan, sehingga sulit berbicara atau menyanyi.


Usaha-usaha Mengatasi Kegelisahan

            Mengatasi kegelisahan ini pertama-tama harus dimulai dari diri kita sendiri, yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga segala kesulitan dapat kita atasi.


Contoh-contoh Mengatasi Kegelisahan

            Dokter yang menghadapi istri dan anaknya yang sedang sakit, justru tidak dapat merasa tenang, karena ada ancaman terhadap haknya. Dokter tidak dapat berbuat apa-apa bila menghadapi keluarganya yang sakit karena ia merasa khawatir. Dalam hal ini dokter itu harus bersikap seperti menghadapi pasien yang bukan keluarganya.
            Cara lain yang mungkin juga baik untuk digunakan dalam mengatasi kegelisahan atau kecemasan yaitu dengan memerlukan sedikit pemikiran ; pertama-tama, kita tanyakan kepada diri kita sendiri (introspeksi), akibat yang paling buruk yang bagaimana yang akan kita tanggung atau yang akan terjadi, mengapa hal itu terjadi, apa penyebabnya dan sebagainya. Apabila kita dapat menganalisa akibat yang akan ditimbulkan oleh kecemasan tersebut dan bila kita tidak dapat mengatasinya. Kita dapat mempersiapkan diri untuk menghadapinya, karena tidak semua pengalaman didunia ini menyenangkan.
            Untuk mengatasi kegelisahan yang paling ampuh, kita memasrahkan diri kepada Tuhan. Kita pasrahkan nasib kita sepenuhnya kepada-Nya. Kita harus percaya bahwa Tuhanlah Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Penyayang dan Maha Pengampun.


Pengertian Keterasingan

            Keterasingan berasal dari kata terasing dan kata dasranya adalah asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata terasing berarti, tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau terpencil. Jadi kata keterasingan berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain.


Pengertian Kesepian

            Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian berarti sunyi atau lengang, tidak berteman. Setiap orang pernah mengalami kesepian, karena kesepian bagian hidup manusia, lama rasa sepi bergantung kepada mental orang dan kasus penyebabnya.


Sebab-sebab Terjadinya Kesepian

            Bermacam-macam penyebab terjadinya kesepian. Frustasi dapat mengakibatkan kesepian. Dalam hal seperti itu orang tidak mau diganggu, ia lebih senang dalam keadaan sepi, tidak suka bergaul dan sebagainya. Ia lebih senang hidup sendiri.


Contoh-contoh Orang Kesepian

            Anis adalah anak yang pintar, namun dikelasnya ia tidak memiliki teman sebangku, meskipun dia pintar, tapi banyak teman kelasnya yang bertanya pada orang yang tidak lebih pintar darinya. Tak ada yang mengajaknya jajan atau makan bekal bersama, jika ada kerja kelompok, kelompok Anis adalah kelompok paling diam, tidak ada yang aktif, semua segan dengan Anis, mereka takut salah bicara di depan Anis. Jika Anis punya masalah ia hanya bisa bercerita pada kakaknya di rumah. Dia sangat kesepian, karena sikapnya yang terlihat angkuh.
            Ceria anak yang kaku, dia sulit untuk bergaul, bertemu teman baru, berbicara dengan orang baru, dia sangat kesulitan dengan hal-hal itu. teman-temannya bingung harus bagaimana menghadapi Ceria yang sikapnay tidak seperti namanya. Sebenarnya teman-temannya tidak berniat untuk menjauhi Ceria, namun karena sikapnya yang kaku, teman-temannya memilih untuk membiarkan Ceria. Ceria kesepian karena sikapnya.


Pengertian Ketidakpastian

            Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. Itu semua adalah akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi. Ketidakkonsentrasian disebabkan oleh berbagai sebab, yang jelas pikirannya kacau.


Sebab-sebab Terjadinya Ketidakpastian

            Orang yang pikirannya terganggu tidak dapat lagi berpikir secara teratur, apalagi mengambil kesimpulan. Dalam berpikir, manusia selalu menerima rangsang-rangsang lain, sehingga jalan pikirannya menjadi kacau oleh rangsang-rangsang baru.
            Beberapa sebab orang tak dapat berpikir dengan pasti :
1.      Obsesi
Obsesi merupakan gejala neurosa jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan atau sebab-sebabnya tak diketahui oleh penderita. Misalnya, selalu berpikir ada orang yang ingi menjatuhkan dia.

2.      Phobia
Ialah rasa ketakutan yang tak terkendali, tidak normal, kepada sesuatu hal atau kejadian tanpa diketahui sebab-sebabnya. Misalnya, phobia kucing.

3.      Kompulasi
Ialah adanya keragu-raguan tentang apa yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak disadari melakukan perbuatan yang serupa berkali-kali. Contohnya, keinginan untuk minuman keras. Orang itu bukan pemabuk, tetapi bila dilanda pikiran atau perasaan kecewa, keinginan minumnya tak dapat dibendung.

4.      Histeria
Ialah neurosa jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, sugesti dari sikap orang lain. Misalnya, ketika seseorang menerima kabar bahwa orang yang dikasihinya meninggal, orang tersebut berteriak-teriak lalu pingsan.

5.      Delusi
Menunjukkan pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan suatu keyakinan palsu. Tidak dapat memakai akal sehat, tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan pengalaman. Delusi ada tiga macam :
(1). Delusi persekusi : menganggap keadaan sekitarnya jelek. Seseorang yang mengalami delusi persekusi tidak mau mengenal tetangga kiri kanan karena menganggap jelek.
(2). Delusi keagungan : menganggap dirinya orang penting dan besar. Orang seperti itu biasanya gila hormat. Menganggap orang-orang disekitarnya sebagai orang-orang tidak penting. Akhirnya semua orang menjauh juga.
(3). Delusi melankolis : merasa dirinya bersalah, hina dan berdosa. Hal ini dapat mengakibatkan buyuten atau dikenal dengan nama delirium trements, hilangnya kesadaran dan menyebabkan otot-otot tak terkuasa lagi.

6.      Halusinasi
Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindera. Dengan sugesti diri orang dapat juga berhalusinasi. Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh orang mabuk atau pemakaian obat bius. Kadang-kadang karena halusinasi orang merasa mendapat tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan dasarnya, sehingga dengan timbulnya halusinasi dorongan-dorongan itu menemukan sasarannya. Ini nampak dalam perbuatan-perbuatan penderita (penderita itu dapat menyadari perbuatannya itu, tetapi tidak dapat menahan rangsang khayalan sendiri).

7.      Keadaan emosi
Dalam keadaaan tertentu, seseorang sangat terpengaruh oleh keadaan emosinya. Ini nampak pada keseluruhan pribadinya : gangguan pada nafsu makan, pusing, muka merah, nadi cepat, keringat, tekanan darah tinggi/lemah. Sikapnya apatis atau terlalu gembira dengan gerakan lari-larian, nyanyian, tertawa atau berbicara. Sikap ini dapat pula berupa kesedihan menekan, tidak bernafsu, tidak bersemangat, gelisah, resah, suka mengeluh, tidak mau berbicara, termenung dan menyendiri.


Kesimpulan 

Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tentram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas.
Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekhawatiran ataupun ketakutan.
Macam-macam Kecemasan. Sigmund Freud, ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan kenyataan (objektif), kecemasan neorotik dan kecemasan moril.
Apabila kita kaji, seba-sebab orang gelisah adalah karena pada hakekatnya orang takut kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari luar maupun dari dalam.
Mengatasi kegelisahan ini pertama-tama harus dimulai dari diri kita sendiri, yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga segala kesulitan dapat kita atasi.
Keterasingan berasal dari kata terasing dan kata dasranya adalah asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata terasing berarti, tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau terpencil.
Biasanya orang yang merasa terasing akan merasa kesepian.
Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian berarti sunyi atau lengang, tidak berteman.
Bermacam-macam penyebab terjadinya kesepian. Frustasi dapat mengakibatkan kesepian. Dalam hal seperti itu orang tidak mau diganggu, ia lebih senang dalam keadaan sepi, tidak suka bergaul dan sebagainya. Ia lebih senang hidup sendiri.
Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. Itu semua adalah akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi.
Beberapa sebab orang tak dapat berpikir dengan pasti : Obsesi, Phobia, Kompulasi, Histeria, Delusi, Halusinasi dan Keadaan emosi.


Daftar Pustaka 

Nugroho, Widyo dan Achmad Muchji. 1994. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Gunadarma



Selasa, 19 Januari 2016

ILMU BUDAYA DASAR (paper 14)




Manusia dan Tanggung Jawab serta Pengabdian


Pengertian Tanggung  Jawab

            Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
            Tanggung  jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.


Macam-macam  Tanggung  Jawab

      a.       Tanggung  jawab  terhadap  diri sendiri
Tanggung  jawab  terhadap diri sendiri  menuntut  kesadaran setiap orang  untuk  memenuhi kewajibannya  sendiri  dalam  mengembangkan kepribadian  sebagai  manusia  pribadi. Dengan demikian bisa memecahkan masalah-masalah kemanusiaan mengenai dirinya sendiri menurut  sifat dasarnya manusia adalah makhluk bermoral, tetapi manusia juga seorang pribadi. Karena merupakan seorang pribadi maka manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, angan-angan sendiri. Sebagai perwujudan dari pendapat, perasaan dan angan-angan itu manusia berbuat dan bertindak. Dalam hal ini manusia tidak luput dari kesalahan, kekeliruan, baik yang disengaja maupun tidak.

      b.      Tanggung jawab terhadap keluarga
Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan dan kehidupan.

      c.       Tanggung jawab terhadap masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia disini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut. Wajarlah apabila segala tingkah laku da perbuatannya harus di pertanggung jawabkan kepada masyarakat.

      d.      Tanggung jawab kepada bangsa/negara
Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku, manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada negara.

      e.       Tanggung jawab terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia dibumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukuman-hukuman Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama. Pelanggaran hukuman-hukuman tersebut akan segera diperingati oleh Tuhan dan jika dengan peringatan yang keraspun manusia masih juga tidak menghiraukan maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawabnya, manusia perlu pengorbanan.


Contoh Tanggung Jawab

            Minki berniat untuk pergi menggunakan sepeda motor. Dalam pikiran Minki karena tujuannya dekat maka  tidak perlulah ia menggunakan helm dan ia juga tidak membawa STNK. Ketika hampir sampai di tujuan, ia di berhentkan oleh polisi dan ditilang. Minki merasa sangat menyesal tidak mengenakan helm dan tidak membawa STNK. Minki bertanggung jawab pada dirinya sendiri atas perbuatannya.


Pengertian Pengabdian

            Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun  tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa tanggung jawab.


Macam-macam Pengabdian

      1.      Pengabdian terhadap Tuhan yang MahaEsa
Yaitu penyerahan diri secara penuh terhadap Tuhan dan merupakan perwujudan tanggung jawabnya yang juga diikuti oleh pengorbanan.

      2.      Pengabdian kepada masyarakat
Ini timbul karena manusia dibesarkan dan hidup dalam masyarakat, sehingga sebagai perwujudan tanggung jawabnya kemudian melakukan pengabdian juga pengorbanan.

      3.      Pengabdian kepada raja
Yaitu suatu penyerahan diri secara ikhlas kepada rajanya, karena dianggap yang melindunginya, walaupun sekarang jarang terjadi.

      4.      Pengabdian kepada negara
Timbul karena seseorang merasa ikut bertanggung jawab terhadap kelestarian (kelangsungan) negara dan demi persatuan kesatuan bangsa. Contoh: Dalam usaha merebut kembali Irian Barat dari penjajah Belanda, banyak pemuda yang mendaftarkan diri menjadi sukarelawan.

      5.      Pengabdian kepada harta
Ini terjadi karena seseorang memandang bahwa harta yang menghidupinya, sehingga tindakan- tindakannya semata- mata demi harta. Kadang- kadang ia tanpa menyadari justru mengorbankan dirinya untuk mempertahankan hartanya, yang akhirnya tidak dapat menikmati hartanya.

      6.       Pengabdian kepada keluarga
Ini timbul karena keinginan untuk membahagiakan keluarga dengan terpenuhinya kebutuhan secara lahir dan batin secara layak.


Contoh Pengabdian dalam Kehidupan

            Seorang mahasiswa yang telah lulus, kemudian berusaha memajukan pendidikan di desanya dengan mendirikan sekolah, walaupun tanpa imbalan apapun, ia lakukan demi kemajuan desanya. Dengan begitu mahasiswa tersebut telah  mengabdi pada masyarakat.


Pengertian pengorbanan

            Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti perhembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih. Suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata.


Macam-macam Pengorbanan

·         Pengorbanan Tehadap Tuhan/Agama
·         Pengorbanan Terhadap Bangsa/Negara
·         Pengorbanan Terhadap Masyarakat
·         Pengorbanan Terhadap Keluarga
·         Pengorbanan Terhadap Diri Sendiri


Contoh Pengorbanan
            seorang ayah yang yang rela berkorban untuk mencari uang untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya. Untuk makan sehari-hari, untuk keperluan rumah tangga, untuk biaya sekolah anak-anaknya, dan untuk hal yang lainnya. Ia berkorban demi keluarganya.


Kesimpulan

Tanggung  jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak di sengaja.
Macam-macam  Tanggung  Jawab yaitu, Tanggung  jawab  terhadap  diri sendiri, Tanggung jawab terhadap keluarga, Tanggung jawab terhadap masyarakat, Tanggung jawab kepada bangsa/negara dan Tanggung jawab terhadap Tuhan.
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun  tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.
Macam-macam Pengabdian yaitu, Pengabdian terhadap Tuhan yang MahaEsa, Pengabdian kepada masyarakat, Pengabdian kepada raja, Pengabdian kepada negara, Pengabdian kepada harta dan Pengabdian kepada keluarga.
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti perhembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih.
Macam-macam Pengorbanan yaitu, Pengorbanan Tehadap Tuhan/Agama, Pengorbanan Terhadap Bangsa/Negara, Pengorbanan Terhadap Masyarakat, Pengorbanan Terhadap Keluarga dan Pengorbanan Terhadap Diri Sendiri.


Daftar Pustaka

Nugroho, Widyo dan Achmad Muchji. 1994. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Gunadarma



 
Copyright 2009 simple stories. Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Wpthemescreator
Blogger Showcase