Kamis, 13 Agustus 2015

Ibu ku

Saat aku menginjak usia 18, entah mengapa di pandangan ku, ibu ku semakin mengesalkan. Di rumah ku, jika aku bangun lebih dari jam 6 pagi, ibu ku mulai menyinggung ku, padahal teman-teman ku saja ada yang bangunnya siang. Saat ibu melihat masakan yang dibuatnya tidak habis, ibu ku selalu mengomel. "Apa sih bu? aku sudah makan. masa iya aku harus menghabiskan semuanya?" batin ku. Saat aku pergi dengan teman-teman ku, ibu ku sering sekali mengSMS ku. Cerewet sekali. Ibu ku selalu berkomentar bahwa aku mandinya lama, padahal aku sudah berusaha secepat yang aku bisa. Ibu ku itu orangnya tidak bisa diam. Segala hal dia kerjakan. kalau dia kelelahan, dia melampiaskannya pada ku dan adik ku. "Ya siapa suruh ngerjain itu?!" batin ku. Ibu ku juga orangnya kuno, pakaian yang dibelikan ibu ku tak sesuai dengan selera ku. Dandanan ku kadang dikomentarinya.  
Terkadang aku lelah dengan semua ocehan ibu ku. Bahkan sampai-sampai aku tidak mengerti apa yang ibuku bicarakan. Aku paling tidak tahan dengan ocehannya. Jika ada sesuatu yang menyebalkan untuknya, dia nyaris seharian mengomel. Aku tidak suka mendengar desahan ibu ku. Lelah rasanya, seakan-akan ibu lah orang yang paling lelah di rumah. Aku terkadang lelah mendengar keluh kesahnya, menjengkelkan rasanya.  
Ketika ibu ku sakit, aku masih kesal juga padanya. Dalam satu hari, bisa dua sampai tiga kali ibu ku memintaku datang ke RS. Aku bukannya tidak mau menjenguk ibu ku sendiri, tapi apa tidak bisa sekali saja ke RS?. Aku juga lelah kalau harus bulak-balik. Ya, saat aku berpikir kembali, aku sadar aku sangatlah keterlaluan sebagai seorang anak. Masa-masa ketika ibu ku sakit, adalah masa-masa yang paling tidak menyenangkan. Rumah berantakan, aku pun mendadak belajar memasak. Aku sadar aku payah sebagai seorang anak perempuan. Aku sadar aku tidak pandai memasak. Apa saja yang aku kerjakan selama ini?. Aku terpaksa hanya tinggal berdua di rumah dengan adikku saat itu karena ayah ku menemani ibu di RS. Mengurus rumah itu melelahkan bagi ku.  
Saat itulah aku mulai berpikir tentang ibu ku. Dia adalah orang yang selalu bangun paling pagi. Menyiapkan ini dan itu untuk keluarganya. Belum lagi ibu ku juga bekerja. Pekerjaannya juga melelahkan. Ibu ku adalah orang yang mudah sakit. Tapi mau bagaimana pun keadaannya, dia selalu bangun paling pagi. Aku merasa tidak berguna. Entah apa yang ada dipikiran ibu ku mengenai ku. Aku tidak tahu. Apakah dia juga mengeluh mempunyai anak seperti ku seperti aku yang mengeluh tentang ibu ku?.
Aku sadar, jika ibu sering mendesah, itu karena ibu ku lelah, sangat lelah mungkin. Sejak saat aku sadar dengan apa yang telah ibu korbankan untuk ku, adik dan ayah ku, aku merasa bodoh dan berdosa. "Ibu aku minta maaf" batin ku. 


Terimakasih atas kunjungannya. Semoga bermanfaat
 
Copyright 2009 simple stories. Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Wpthemescreator
Blogger Showcase