Rabu, 21 Desember 2016

PSIKOLOGI & TEKNOLOGI INTERNET (Kecanduan Internet)



CONTOH KASUS KECANDUAN INTERNET




Disini saya akan ambil contoh kasus tentang kecanduan facebook. Berikut merupakan berita yang diambil dari  website Merdeka.com

Kecanduan Facebook, fenomena lain jejaring sosial

Reporter : Dwi Zain Musofa | Rabu, 12 Juni 2013 13:47

Merdeka.com - Jejaring sosial Facebook telah bertansformasi menjadi jejaring sosial yang terbesar di dunia. Banyak yang merasakan dampak positif dari Facebook, namun bagi sebagian orang, situs tersebut telah menjadi candu sampai melupakan segalanya.
Saat ini banyak fenomena yang menunjukkan jika tidak sedikit pula pengguna Facebook yang menganggap dunia maya khususnya jejaring sosial Facebook lebih mengasyikkan daripada dunia nyata.

Ketika pengguna Facebook telah menganggap jika dunia Facebook lebih menyenangkan dibanding dengan kehidupan nyata mereka, maka salah satu gejala yang terlihat adalah tidak terlepasnya akun Facebook disetiap waktu dengan cara mengecek akun Facebook terlebih halaman dinding dan kolom notifikasi sesering mungkin bahkan tiap menitnya.

Dilansir CNN (28/03), sebuah penelitian dilakukan oleh IDC (27/3) untuk menghitung seberapa sering pengguna Facebook mengecek akun mereka dalam satu hari. Dari hasil penelitian tersebut, terkuak fakta bahwa rata-rata para pengguna smartphone tersebut memeriksa akun Facebook mereka sebanyak 14 kali setiap harinya. Setiap kali memeriksa akun Facebook tersebut, tiap orang rata-rata menghabiskan waktu sekitar 2 menit.

Kecanduan akan jejaring sosial Facebook ini bukan tidak menimbulkan efek apa-apa. Menurut penelitian beberapa psikolog, kecanduan Facebook ternyata dapat membuat psikologis penggunanya sedikit terganggu.

Data dari Mashable (03/11) melaporkan jika pengguna Facebook yang mengakses akun Facebooknya secara rutin sampai timbul rasa kecanduan, memiliki risiko jika kemungkinan di kemudian hari sisi psikologis pengguna tersebut akan terganggu.

Dalam data tersebut, terganggunya sisi psikologis pecandu Facebook ini terkait dengan reaksi hormon Dopamine. Dopamine ini adalah senyawa kimia dalam tubuh yang dapat merangsang rasa suka, gembira, tenang seperti halnya ketika pecandu obat atau morfin mengonsumsi barang tersebut.
Untuk masalah sosial atau pribadi saja, bagi seorang yang sudah menjadi seorang pecandu Facebook, ketika dia mendapatkan banyak notifikasi, maka secara otomatis dopamine dalam tubuhnya akan bereaksi.

Sebagai contoh, apabila dalam satu hari dia tidak mendapatkan notifikasi dari seorang pun dalam friendlist di kolom atas Facebooknya, maka perasaan resah dari si pengguna Facebook yang sudah kepalang kecanduan akan bereaksi.

Menurut pakar, apabila tingkatan penggunanya sudah mencapai tahap addict maka sulit untuk menghilangkan tingkat kecanduan tersebut. Dibutuhkan proses dan waktu yang cukup lama untuk menyembuhkannya.

Selain itu, dampak lain dari kecanduan Facebook oleh penggunanya adalah kurangnya interaksi pengguna tersebut dengan lingkungan sekitarnya. Sehingga ketika dihadapkan ke dunia nyata, maka beberapa bagian dari otaknya tidak dapat berjalan seperti sebelum dia mempunyai account Facebook.

Kebanyakan mereka akan sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan baru, kurang biasa mengeluarkan pendapat atau ngobrol dengan orang lain, kesulitan mengontrol emosi dan beberapa lainnya.

Sebenarnya, Facebook sendiri diciptakan oleh Mark Zuckerberg sebagai jejaring sosial yang sarat akan nilai positif contohnya sebagai media untuk menjalin silaturahmi. Namun seiring dengan berjalannya waktu, banyak pengguna yang justru kecanduan akan jejaring sosial tersebut.

Sebenarnya, kecanduan yang ditunjukkan dengan intens nya pengguna mengakses akun mereka di setiap waktunya bisa saja tidak berdampak begitu buruk ketika pengguna tersebut bisa mengimbanginya dengan aktif di dunia nyata secara bersamaan.

Dampak positif atau negatif dari Facebook sendiri sebenarnya tergantung pada pribadi masing-masing penggunanya. Jadi sebagai pengguna Facebook, alangkah baiknya jika Anda menggunakan jejaring sosial ini dengan sebijaksana mungkin.



Pendapat :

     Menurut saya kecanduan internet merupakan hal yang dapat dikatakan berbahaya, mungkin tidak terasa jika kecanduannya masih dalam batas wajar atau tidak begitu parah, yang jadi masalah serius adalah ketika seseorang  sampai mengabaikan kegiatannya yang lain seperti misalnya makan atau mengerjakan tugas hanya untuk memuaskan  keinginannya untuk berinternet. Menurut saya pribadi berselancar di dunia internet memang menyenangkan dan menarik karena hampir segala hal yang kita inginkan dapat kita temukan disana. Mungkin hal ini pun menjadi salah satu alasan orang menjadi kecanduan internet. Apa yang tidak kita dapatkan di dunia nyata, kita temukan di dunia maya misalnya saja interaksi yang menyenangkan di sosial media.

Apakah yang dimaksud dengan kecanduan internet? 

     Kecanduan internet diartikan Young (1998) sebagai sebuah sindrom yang  ditandai dengan menghabiskan sejumlah waktu yang sangat banyak dalam menggunakan internet dan tidak mampu mengontrol penggunaannya saat online. Young (Essau, 2008) juga menyatakan bahwa kecanduan internet sama seperti perilaku kecanduan lainnya, yang berisi tingkah laku yang kompulsif, kurang tertarik terhadap aktivitas-aktivitas yang lain, dan meliputi symptom-symptom fisik dan mental ketika berusaha untuk menghentikan tingkah laku tersebut. Griffiths (1998) mendefinisikan kecanduan internet sebagai tingkah laku kecanduan yang meliputi interaksi antara manusia dengan mesin tanpa adanya penggunaan obat-obatan. Orzack (dalam Mukodim, Ritandiyono & Sita, 2004) menyatakan bahwa kecanduan internet merupakan suatu kondisi dimana individu merasa bahwa dunia maya di layar komputernya lebih menarik daripada kehidupan nyata sehari-hari.

     Dari pendapat yang telah dikemukakan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kecanduan internet adalah keadaan dimana seseorang menghabiskan waktunya untuk menggunakan internet dan sulit mengendalikan diri dalam penggunaannya dan menganggap dunia internet lebih menarik dari dunia nyata.

Apa saja faktor yang menyebabkan seseorang kecanduan internet?

     Faktor-faktor yang mempengaruhi kecanduan internet (Young, Pistner, O’Mara & Buchanan, 1998) adalah:

a. Gender
     Gender mempengaruhi jenis aplikasi yang digunakan dan penyebab individu tersebut mengalami kecanduan internet. Laki-laki lebih sering mengalami kecanduan terhadap game online, situs porno, dan perjudian online, sedangkan perempuan lebih sering mengalami kecanduan terhadap chatting dan berbelanja secara online. 

b. Kondisi psikologis 
      Survey di Amerika Serikat menunjukkan bahwa lebih dari 50% individu yang mengalami kecanduan internet juga mengalami kecanduan pada hal lain seperti obat-obatan terlarang, alkohol, rokok dan seks. Kecanduan internet juga timbul akibat masalah-masalah emosional seperti depresi dan gangguan kecemasan dan sering menggunakan dunia fantasi di internet sebagai pengalihan secara psikologis terhadap perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan atau situasi yang menimbulkan stress. Berdasarkan hasil survey ini juga diperoleh bahwa 75% individu yang mengalami kecanduan internet disebabkan adanya masalah dalam hubungannya dengan orang lain, kemudian individu tersebut mulai menggunakan aplikasi-aplikasi online yang bersifat interaktif seperti chat room dan game online sebagai cara untuk membentuk hubungan baru dan lebih percaya diri dalam berhubungan dengan orang lain melalui internet.

c. Kondisi sosial ekonomi 
     Individu yang telah bekerja memiliki kemungkinan lebih besar mengalami kecanduan internet dibandingkan dengan individu yang belum bekerja. Hal ini didukung bahwa individu yang telah bekerja memiliki fasilitas internet di kantornya dan juga memiliki sejumlah gaji yang memungkinkan individu tersebut memiliki fasilitas komputer dan internet juga dirumahnya.

d. Tujuan dan waktu penggunaan internet
     Tujuan menggunakan internet akan menentukan sejauhmana individu tersebut akan mengalami kecanduan internet, terutama dikaitkan terhadap banyaknya waktu yang dihabiskannya sendirian di depan komputer. Individu yang menggunakan internet untuk tujuan pendidikan, misalnya pada pelajar dan mahasiswa akan lebih banyak menghabiskan waktunya menggunakan internet. Umumnya, individu yang menggunakan internet untuk tujuan pendidikan mengalami kemungkinan yang lebih kecil untuk mengalami kecanduan internet. Hal ini diakibatkan tujuan penggunaan internet bukan digunakan sebagai upaya untuk mengatasi atau melarikan diri dari masalah-masalah yang dihadapinya di kehidupan nyata atau sekedar hiburan.

Bagaimana dengan tingkat Kecanduan Internet?

     Young (1996) membagi kecanduan internet dalam 3 tingkatan, yaitu: 

 a. Mild
     Pada tingkatan ini individu termasuk dalam pengguna online rata-rata. Individu menggunakan internet dalam waktu yang lama, tetapi individu memiliki kontrol dalam penggunaannya. 

b. Moderate 
     Pada tingkatan ini individu mulai sering mengalami beberapa permasalahan dari penggunaan internet. Internet merupakan hal yang penting, namun tidak selalu menjadi yang utama dalam kehidupan. 

c. Severe
     Pada tingkatan ini individu mengalami permasalahan yang signifikan dalam kehidupan mereka. Internet merupakan hal yang paling utama sehingga mengabaikan kepentingan-kepentingan yang lain.

     Menurut saya kecanduan internet dapat dihindari, misalnya saja dengan membatasi pemakaian internet, khususnya untuk hal-hal yang tidak penting dan sekedar untuk hiburan. Contohnya dalam sehari tetapkanlah waktu hanya satu jam atau dua jam untuk diri kita bermain internet, kecuali untuk mengerjakan tugas dan hal-hal penting lainnya.

Daftar Pustaka :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar