CONTOH KASUS KECANDUAN
INTERNET
Disini saya akan ambil contoh kasus tentang kecanduan facebook.
Berikut merupakan berita yang diambil dari website Merdeka.com
Kecanduan
Facebook, fenomena lain jejaring sosial
Reporter
: Dwi Zain Musofa | Rabu, 12 Juni 2013 13:47
Merdeka.com
- Jejaring sosial Facebook telah bertansformasi menjadi jejaring sosial yang
terbesar di dunia. Banyak yang merasakan dampak positif dari Facebook, namun
bagi sebagian orang, situs tersebut telah menjadi candu sampai melupakan
segalanya.
Saat
ini banyak fenomena yang menunjukkan jika tidak sedikit pula pengguna Facebook
yang menganggap dunia maya khususnya jejaring sosial Facebook lebih
mengasyikkan daripada dunia nyata.
Ketika
pengguna Facebook telah menganggap jika dunia Facebook lebih menyenangkan
dibanding dengan kehidupan nyata mereka, maka salah satu gejala yang terlihat
adalah tidak terlepasnya akun Facebook disetiap waktu dengan cara mengecek akun
Facebook terlebih halaman dinding dan kolom notifikasi sesering mungkin bahkan
tiap menitnya.
Dilansir
CNN (28/03), sebuah penelitian dilakukan oleh IDC (27/3) untuk menghitung
seberapa sering pengguna Facebook mengecek akun mereka dalam satu hari. Dari
hasil penelitian tersebut, terkuak fakta bahwa rata-rata para pengguna
smartphone tersebut memeriksa akun Facebook mereka sebanyak 14 kali setiap
harinya. Setiap kali memeriksa akun Facebook tersebut, tiap orang rata-rata
menghabiskan waktu sekitar 2 menit.
Kecanduan
akan jejaring sosial Facebook ini bukan tidak menimbulkan efek apa-apa. Menurut
penelitian beberapa psikolog, kecanduan Facebook ternyata dapat membuat
psikologis penggunanya sedikit terganggu.
Data
dari Mashable (03/11) melaporkan jika pengguna Facebook yang mengakses akun
Facebooknya secara rutin sampai timbul rasa kecanduan, memiliki risiko jika
kemungkinan di kemudian hari sisi psikologis pengguna tersebut akan terganggu.
Dalam
data tersebut, terganggunya sisi psikologis pecandu Facebook ini terkait dengan
reaksi hormon Dopamine. Dopamine ini adalah senyawa kimia dalam tubuh yang
dapat merangsang rasa suka, gembira, tenang seperti halnya ketika pecandu obat
atau morfin mengonsumsi barang tersebut.
Untuk
masalah sosial atau pribadi saja, bagi seorang yang sudah menjadi seorang pecandu
Facebook, ketika dia mendapatkan banyak notifikasi, maka secara otomatis
dopamine dalam tubuhnya akan bereaksi.
Sebagai
contoh, apabila dalam satu hari dia tidak mendapatkan notifikasi dari seorang
pun dalam friendlist di kolom atas Facebooknya, maka perasaan resah dari si
pengguna Facebook yang sudah kepalang kecanduan akan bereaksi.
Menurut
pakar, apabila tingkatan penggunanya sudah mencapai tahap addict maka sulit
untuk menghilangkan tingkat kecanduan tersebut. Dibutuhkan proses dan waktu
yang cukup lama untuk menyembuhkannya.
Selain
itu, dampak lain dari kecanduan Facebook oleh penggunanya adalah kurangnya
interaksi pengguna tersebut dengan lingkungan sekitarnya. Sehingga ketika
dihadapkan ke dunia nyata, maka beberapa bagian dari otaknya tidak dapat berjalan
seperti sebelum dia mempunyai account Facebook.
Kebanyakan
mereka akan sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan baru, kurang biasa
mengeluarkan pendapat atau ngobrol dengan orang lain, kesulitan mengontrol
emosi dan beberapa lainnya.
Sebenarnya,
Facebook sendiri diciptakan oleh Mark Zuckerberg sebagai jejaring sosial yang
sarat akan nilai positif contohnya sebagai media untuk menjalin silaturahmi.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, banyak pengguna yang justru kecanduan
akan jejaring sosial tersebut.
Sebenarnya,
kecanduan yang ditunjukkan dengan intens nya pengguna mengakses akun mereka di
setiap waktunya bisa saja tidak berdampak begitu buruk ketika pengguna tersebut
bisa mengimbanginya dengan aktif di dunia nyata secara bersamaan.
Dampak
positif atau negatif dari Facebook sendiri sebenarnya tergantung pada pribadi
masing-masing penggunanya. Jadi sebagai pengguna Facebook, alangkah baiknya
jika Anda menggunakan jejaring sosial ini dengan sebijaksana mungkin.
Pendapat
:
Menurut saya kecanduan
internet merupakan hal yang dapat dikatakan berbahaya, mungkin tidak terasa
jika kecanduannya masih dalam batas wajar atau tidak begitu parah, yang jadi
masalah serius adalah ketika seseorang sampai mengabaikan kegiatannya yang lain
seperti misalnya makan atau mengerjakan tugas hanya untuk memuaskan keinginannya untuk berinternet. Menurut saya
pribadi berselancar di dunia internet memang menyenangkan dan menarik karena
hampir segala hal yang kita inginkan dapat kita temukan disana. Mungkin hal ini
pun menjadi salah satu alasan orang menjadi kecanduan internet. Apa yang tidak
kita dapatkan di dunia nyata, kita temukan di dunia maya misalnya saja interaksi
yang menyenangkan di sosial media.
Apakah yang dimaksud
dengan kecanduan internet?
Kecanduan internet
diartikan Young (1998) sebagai sebuah sindrom yang ditandai dengan menghabiskan sejumlah waktu
yang sangat banyak dalam menggunakan internet dan tidak mampu mengontrol
penggunaannya saat online. Young (Essau, 2008) juga menyatakan bahwa kecanduan
internet sama seperti perilaku kecanduan lainnya, yang berisi tingkah laku yang
kompulsif, kurang tertarik terhadap aktivitas-aktivitas yang lain, dan meliputi
symptom-symptom fisik dan mental ketika berusaha untuk menghentikan tingkah
laku tersebut. Griffiths (1998) mendefinisikan kecanduan internet sebagai
tingkah laku kecanduan yang meliputi interaksi antara manusia dengan mesin
tanpa adanya penggunaan obat-obatan. Orzack (dalam Mukodim, Ritandiyono &
Sita, 2004) menyatakan bahwa kecanduan internet merupakan suatu kondisi dimana
individu merasa bahwa dunia maya di layar komputernya lebih menarik daripada
kehidupan nyata sehari-hari.
Dari pendapat yang
telah dikemukakan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kecanduan internet adalah
keadaan dimana seseorang menghabiskan waktunya untuk menggunakan internet dan
sulit mengendalikan diri dalam penggunaannya dan menganggap dunia internet
lebih menarik dari dunia nyata.
Apa saja faktor yang
menyebabkan seseorang kecanduan internet?
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kecanduan internet (Young, Pistner, O’Mara & Buchanan, 1998)
adalah:
Gender mempengaruhi
jenis aplikasi yang digunakan dan penyebab individu tersebut mengalami
kecanduan internet. Laki-laki lebih sering mengalami kecanduan terhadap game
online, situs porno, dan perjudian online, sedangkan perempuan lebih sering
mengalami kecanduan terhadap chatting dan berbelanja secara online.
Survey di Amerika
Serikat menunjukkan bahwa lebih dari 50% individu yang mengalami kecanduan
internet juga mengalami kecanduan pada hal lain seperti obat-obatan terlarang,
alkohol, rokok dan seks. Kecanduan internet juga timbul akibat masalah-masalah
emosional seperti depresi dan gangguan kecemasan dan sering menggunakan dunia
fantasi di internet sebagai pengalihan secara psikologis terhadap
perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan atau situasi yang menimbulkan stress.
Berdasarkan hasil survey ini juga diperoleh bahwa 75% individu yang mengalami
kecanduan internet disebabkan adanya masalah dalam hubungannya dengan orang
lain, kemudian individu tersebut mulai menggunakan aplikasi-aplikasi online
yang bersifat interaktif seperti chat room dan game online sebagai cara untuk
membentuk hubungan baru dan lebih percaya diri dalam berhubungan dengan orang
lain melalui internet.
Individu yang telah
bekerja memiliki kemungkinan lebih besar mengalami kecanduan internet
dibandingkan dengan individu yang belum bekerja. Hal ini didukung bahwa
individu yang telah bekerja memiliki fasilitas internet di kantornya dan juga
memiliki sejumlah gaji yang memungkinkan individu tersebut memiliki fasilitas
komputer dan internet juga dirumahnya.
d.
Tujuan dan waktu penggunaan internet
Tujuan menggunakan
internet akan menentukan sejauhmana individu tersebut akan mengalami kecanduan
internet, terutama dikaitkan terhadap banyaknya waktu yang dihabiskannya
sendirian di depan komputer. Individu yang menggunakan internet untuk tujuan
pendidikan, misalnya pada pelajar dan mahasiswa akan lebih banyak menghabiskan
waktunya menggunakan internet. Umumnya, individu yang menggunakan internet
untuk tujuan pendidikan mengalami kemungkinan yang lebih kecil untuk mengalami
kecanduan internet. Hal ini diakibatkan tujuan penggunaan internet bukan
digunakan sebagai upaya untuk mengatasi atau melarikan diri dari
masalah-masalah yang dihadapinya di kehidupan nyata atau sekedar hiburan.
Bagaimana dengan
tingkat Kecanduan Internet?
Young (1996) membagi
kecanduan internet dalam 3 tingkatan, yaitu:
a. Mild
Pada tingkatan ini individu termasuk
dalam pengguna online rata-rata. Individu menggunakan internet dalam waktu yang
lama, tetapi individu memiliki kontrol dalam penggunaannya.
b. Moderate
Pada tingkatan ini individu mulai
sering mengalami beberapa permasalahan dari penggunaan internet. Internet
merupakan hal yang penting, namun tidak selalu menjadi yang utama dalam
kehidupan.
c. Severe
Pada tingkatan ini individu
mengalami permasalahan yang signifikan dalam kehidupan mereka. Internet
merupakan hal yang paling utama sehingga mengabaikan kepentingan-kepentingan
yang lain.
Menurut saya kecanduan
internet dapat dihindari, misalnya saja dengan membatasi pemakaian internet,
khususnya untuk hal-hal yang tidak penting dan sekedar untuk hiburan. Contohnya
dalam sehari tetapkanlah waktu hanya satu jam atau dua jam untuk diri kita
bermain internet, kecuali untuk mengerjakan tugas dan hal-hal penting lainnya.
Daftar
Pustaka :
0 komentar:
Posting Komentar