Nama saya Sarah Apriani,
biasa dipanggil Sarah, nama lengkap saya adalah Sarah Apriani Adam. Adam adalah
marga ayah saya, namun saya tidak menggunakan marga karena ada kesalahan dalam
pembuatan akta kelahiran dan saat SD ketika akan dibuatkan Ijasah dan
sebagainya untuk tanda tamat belajar SD, guru saya mempertanyakan masalah nama
dan singkat cerita diputuskan untuk menggunakan nama Sarah Apriani saja. Saya dilahirkan
di RS PMI Bogor, tanggal 7 April 1997. Aku adalah anak pertama dari dua
bersaudara, selisih usia antara saya dan adik perempuan saya adalah tiga tahun.
Jika ada orang yang baru melihat kami untuk pertama kali, terkadang orang salah
mengira, mereka berpikir sayalah sang adik dikarenakan fisik saya yang lebih
kecil atau dengan kata lain saya ini lebih pendek dari adik saya.
Ayah saya adalah
seorang Rohaniawan, beliau melayani di gereja di lingkungan rumah kami. Ibu
saya adalah seorang PNS, beliau bekerja di RSPG Cisarua-Bogor dan rumah yang
kami tempati sekarang adalah rumah dinas milik rumah sakit dimana ibu saya
bekerja. Sudah lebih dari 20 tahun orang tua saya menempati rumah ini. Saya tumbuh
di lingkungan kompleks rumah sakit yang tergolong sepi dan tenang. Letak kompleks
berada di belakang rumah sakit. Jarak antara rumah saya dengan jalan raya tidak
begitu jauh namun harus melewati dua tanjakan yang lumayan tinggi dan lumayan
melelahkan. Jalan untuk kompleks berbeda dengan jalan masuk ke rumah sakit,
terdapat pagar yang membatasi antara rumah sakit dengan kompleks. Jika sudah
melewati tanjakan terakhir, maka kepala saya akan segera terlindung dari sinar
matahari, karena daun-daun pepohonan menghalangi cahaya matahari, namun hanya
disatu tempat saja yang seperti itu, selebihnya pepohonan memang ada namun
dahannya tidak sampai kejalan sehingga cahaya matahari dapat langsung mengenai
kepala. Saya harus melalui guest house,
gedung serba guna dan gedung penginapan milik rumah sakit sebelum tiba di
rumah. Rumah saya tepat berada di samping salah satu gedung penginapan. Di depan
rumah saya terdapat satu lagi gedung penginapan dengan ruang pertemuan di
dalamnya. tidak heran kalau suasana kompleks sepi, terlebih kalau tidak ada
tamu yang menempati gedung-gedung tersebut.
Terdapat
tembok pembatas dengan gerbang kecil yang membatasi antara lingkungan kompleks
dengan lingkungan luar, dibalik tembok tersebutlah terdapat TK dan SD yang
menjadi tempat saya menimba ilmu. Selama saya TK dan SD, saya hanya perlu
melewati gerbang kecil itu saya dan tibalah saya seketika di SD saya, sungguh
praktis. Saya masuk TK Pertiwi pada usia 6 tahun. Ada hal lucu yang selalu saya
ingat, mengenai bagaimana bingungnya saya yang sedang duduk di sofa menonton
kartun dengan mainan berserakan dilantai tiba-tiba dikejutkan dengan kedua
orangtua saya yang membenahi mainan saya dengan terburu-buru, saya hanya
menyaksikan dengan kebingungan dan orangtua saya berkata saya harus mandi dan
pergi ke TK, saya tidak mengerti apa yang orangtua saya katakan waktu itu. Setibanya
di TK saya hanya bingung melihat banyak anak-anak seumuran saya dan beberapa
orang dewasa. Saya tidak ingat apa yang saya lakukan dihari pertama di TK waktu
itu, yang pasti saya tidak menangis, setelah dipikirkan dahulu saya adalah anak
yang selalu menikmati apapun yang saya hadapi. Selama di TK saya belajar banyak
hal baru yang belum pernah saya lakukan di rumah. Saya diajarkan mengenali
tulisan nama sendiri dengan membalik bentuk buah atau hewan yang berisikan nama
saya. Saya belajar menulis angka, menulis huruf, membaca, berhitung, melakukan
hal-hal kerajinan, seperti misalnya menempelkan potongan-potongan kecil kertas
origami berwarna-warni pada kertas berpola hewan tertentu dan sebagainya. Dari masa
TKlah kreativitas saya mulai terasah. Di TK saya sangat senang memainkan balok-balok,
terkadang saat istirahat, saya tidak ikut bermain ayunan dan sebagainya, saya
memainkan balok-balok dengan berbagai bentuk seorang diri saja. Saya membentuk
rumah-rumahan dan saya ingat ada dua teman yang saya tidak tahu namanya,
menghampiri saya dan memuji hasil karya saya, saya sangat bangga waktu itu dan
menepuk kedua telapak tangan saya seperti sedang membersihkan debu yang
menempel ditangan. Saya masih ingat sampai sekarang betapa bangganya saya
dengan diri saya sendiri waktu itu. Memang saya merasa bahwa dahulu kepercayaan
diri saya sangat tinggi. Satu tahun berlalu dengan cepat dan saya keluar dari
TK.
Tahun 2003 saya
memasuki bangku SD, saya bersekolah di SD Cibeureum 1 yang letaknya
bersebelahan dengan TK Pertiwi. Di SD saya menghadapi lebih banyak teman, pada
awal masuk kami duduk berempat untuk satu meja dengan bangku panjang. Di kelas
satu SD saya belajar yang lebih kompleks dari TK, mulai menghitung ‘kalibataku’,
membaca banyak tulisan dan sebagainya. Ketika naik ke kelas dua, disuatu hari
saya diberi tugas menggambar, di situlah saya baru pertama kali diberikan
saran-saran bagaimana peletakkan objek-objek dalam gambar dan bentuknya agar
gambar menjadi lebih bagus lagi. Disitulah saya belajar menggambar yang lebih
realistis lagi. Tahun 2009 saya lulus SD. Di usia SD ini saya snagat menyukai
menggambar dan mewarnai, saya sedang menggambar gunung, rumah dan juga
peri-peri, bahkan waktu SD saya memiliki cita-cita menjadi seorang pelukis.
Tahun 2009 saya masuk
SMP, SMP yang saya pilih adalah Mardi Yuana di Cipanas, ya, saya sekolah di kabupaten
yang berbeda, saya tinggal di kabupaten Bogor, sekolah saya berada di kabupaten
Cianjur. Setiap sekolah saya selalu melewati puncak, melihat kebun teh yang
luas nan hijau setiap harinya, seakan perjalanan saya kesekolah adalah naik
turun gunung. Selama SMP saya menggunakan kendaraan kol mini atau L300. Yang unik
adalah, sebelum saya menginjak usia SMP, saya pernah berkata pada ayah saya
bahwa saya tidak suka dengan L300, tidak nyaman rasanya. Tapi takdir
mengharuskan saya untuk menggunakan kendaraan itu setiap bersekolah. Setiap hari
adalah petualangan baru bagi saya, dikendaraan itu didominasi oleh orang
dewasa, tak jarang orang bertanya dimana sekolah atau rumah saya, dan tak
jarang dari mereka yang bertanya heran dan bertanya kenapa saya bersekolah jauh
sekali. Di SMP saya pernah mendapat tugas untuk membuat tas dari dus yang
memerlukan kreativitas dan keterampilan, lalu saya juga pernah mendapat tugas
membuat suatu bentuk dari sabun batangan, dan kedua tugas tersebut saya merasa
bahwa saya tidak maksimal, teman saya mampu membuat yang lebih bagus dari saya,
disitu saya merasa sedih. Saya sangat menyukai lingkungan sekolah saya, sangat
tenang dan sejuk, sangat pas untuk belajar. Di masa SMP pula saya belajar
presentasi untuk pertama kalinya. Mendapat tugas drama untuk pertama kalinya. Saya
mengikuti ekstrakulikuler pramuka karena itu wajib, lalu saya juga mengikuti
ekstrakulikuler drumband, saya
menyukai ekskul ini, pada awalnya saya memegang pianika, saat naik kelas saya
memegang belira, rasanya ada suatu kebahagiaan sendiri saat bermain belira. Saya
sudah mengikuti beberapa penampilan, diantaranya, di Kota Bunga Cipanas, di
Taman Safari Cisarua dan di suatu sekolah di daerah Cugenang kalau tidak salah.
Pada masa SMP ini hobi saya adalah membaca novel, nyaris setiap hari saya pergi
ke perpustakaan, hampir setiap hari waktu senggang saya habiskan untuk membaca, dan tidak jarang
begadang karena penasaran dengan cerita dalam novel itu.
Tahun 2012 saya
memasuki bangku SMA, saya bersekolah di SMA Negeri 1 Ciawi. Ayah saya agak
kerepotan mengurus pendaftaran sekolah saya, karena masalah perbedaan kabupaten
SMP dan kabupaten SMA yang saya masuki. Tapi puji Tuhan semua berjalan lancar. Saat
akan naik ke kelas dua SMA, saya disarankan oleh guru BK untuk masuk kejurusan
IPS, melihat dari hasil rapot saya dimana nilai IPS lebih tinggi dari nilai
IPA. Jadilah saya masuk ke kelas IPS 1. Saya belajar seperti biasanya, namun
ada yang berbeda, yaitu pelajaran bahasa Inggris, kelasnya tidak seperti kelas
bahasa lainnya. Guru yang bersangkutan pernah mengajarkan ungkapan kemarahan,
uniknya bagi kami yang mau nilai tambahan dan berani maju, kita diminta untuk
berakting seolah sedang marah. Lalu pernah
juga kami diperlihatkan sebuah video dan kami harus menentukan judul yang
tepat. Bagi kami yang memilih judul yang sama dengan judul-judul pilihan guru
tersebut, kami akan mendapat nilai tambahan, senangnya saat itu, saya
menentukan judul yang terdapat dalam daftar judul pilihan sang guru. di kelas dua juga
saya pernah mendapat tugas menciptakan lagu beserta nadanya dan menyanyikan di
depan kelas, saya merasa beruntung karena saat saya maju, teman-teman kelas
yang lain sibuk dengan lagunya masing-masing sehingga hanya guru seni musik dan
satu teman saya yang mendengar. Hal yang paling tidak saya duga adalah bahwa
saya menjadi peringkat pertama di kelas, mengalahkan juara bertahan waktu kelas
satu. Saya percaya tidak percaya, tapi setelah saya pikirkan, ternyata benar
guru BK waktu itu, tidak salah menyarankan saya masuk IPS. Namun, pernah
terlintas beberapa kali dalam pikiran saya, bagaimana jika saya masuk IPA,
mungkin saya akan tertinggal atau kesusahan, saya pernah merasa bahwa apa yang
saya dapatkan bukanlah apa apa dibanding dengan anak-anak IPA. Hingga pada masa
akhir sekolah saya di SMA, guru yang berwenang mengeluarkan nilai total
masing-masing murid, ketika itu saya dan teman kelas lainnya sedang berada
dalam laboratorium komputer, guru yang bersangkutan sudah keluar, tiba-tiba
teman saya, yang merupakan salah satu murid terpintar datang memegang kertas
dan bertepuk tangan tanpa suara, menggeleng-gelengkan kepala dan berkata “Gila,
gila”. Kami hanya penasaran kabar apa yang dia ingin sampaikan dan ternyata dia
membawa kertas nilai khusus untuk jurusan IPS angkatan saya, saya terkejut,
nama saya ada dibagian paling atas, nomor satu. Dan mengalahkan juara umum
jurusan IPS. Kok bisa? Itulah pikiran saya, guru datang lagi dan saya bertanya,
apa ini mungkin, saya mengalahkan juara umum. Beliau berkata mungkin, berarti
nilai saya lebih stabil dibanding yang lain. Saya merasa senang dan bersyukur
bisa merasakan hal semacam ini. Sungguh diluar dugaan saya. Dimasa SMA ini,
hobi membaca saya seakan memudar, saya lebih sering nonton, nonton drama lebih
tepatnya ataupun mendengarkan lagu.
Hingga pada tahun 2015
saya memasuki bangku perkuliahan, saya masuk ke Universitas Gunadarma jurusan
Psikologi. Suatu hal yang menarik perhatian saya sejak SMP adalah Psikologi. Saat
ini saya sedang berada disemester 5, waktu berjalan begitu cepat, ada rasa
takut akan apa yang harus saya hadapi kedepannya. Tapi ini adalah jalan yang
saya pilih, saya harus mempertanggungjawabkan pilihan saya. Saya berharap saya
dimampukan oleh Tuhan untuk menjalani kuliah hingga lulus, dan mendapat
pekerjaan karena bagaimanapun juga kedepannya sayalah yang harus membiayai
biaya kuliah adik saya, mengingat ibu dan ayah saya akan pensiun dari pekerjaan
masing-masing sekitar 2 tahun lagi dari sekarang di waktu yang berdekatan.